Rabu, 22 Agustus 2018

Resensi Novel Tere Liye : PERGI


TERE LIYE - PERGI

“Aku akan PERGI ke mana? Aku tidak tahu jawabannya sekarang. Semua masih segelap langit malam” – Bujang



Judul                      : PERGI
Pengarang              : Tere Liye
Tempat Terbit         : Jakarta
Bulan Terbit           : April
Tahun Terbit           : 2018
Ukuran Buku          : 13,5 cm x 20,5 cm
Tebal                       :463 halaman



Kisah perjalanan tanpa  tujuan yang pasti

Pada novel sebelumnya, PULANG  menceritakan tentang perjalanan Bujang yang belum mengetahui apa-apa tentang shadow economy hingga menjadi seorang ‘Tauke Besar’ pemimpin keluarga Tong. Kali ini novel PERGI menceritakan perjalanan Bujang yang belum berakhir. Beberapa cerita masih berhubungan dengan novel sebelumnya, PULANG. Bujang dan team nya berhadapan dengan pertikaian antar keluarga shadow economy, di tambah munculnya sosok misterius di Meksiko yang menyebut Bujang dengan bahasa Spanyol “hermanito” yang artinya adik laki-laki. Teka-teki pun berlanjut ketika Bujang mengetahui bahwa Bapaknya pernah menikah sebelum dengan ibunya, Midah. Cerita dari Tuanku Imam, kakak kandung ibu Bujang ikut mengisi teka-teki tersebut. Percobaan pembunuhan oleh keluarga Lin dan Master Dragon terus menghantui Bujang dan ancaman untuk keluarga shadow economy lain seperti Keluarga Yamaguchi dan Bratva. Nyawa pun menjadi korban, bahkan Bujang hampir menjadi korbannya. Namun hal ini tidak menciutkan usaha Bujang dan team nya untuk menyeimbangkan keberadaan shadow economy dunia. Mulai menghadiri pernikahan Sakura, anak dari pemimpin keluarga Yamaguchi, membuat kesepakatan dengan Otets – pemimpin keluarga Bratva yang di setujui apabila Bujang dapat memenangkan pertarungan dengan Maria, anak Otets, melumpuhkan casino di Beijing, Grand Lisabon, dan berakhir dengan bertemunya Bujang dan Master Dragon yang licik.


Kembali ke Masa Lalu
Perjalanan Bujang di bumbui dengan masa lalu tentang Bapak Bujang yang terungkap melalui pertemuannya dengan seseorang misterius yang memanggilnya “hermanito” yang artinya adik laki-laki lalu berlanjut dengan di temukannya surat dari adik laki-laki Bujang. Ia menceritakan awal pertemuan Bapak Bujang dengan seorang Seňorita hingga perpisahan Bapak Bujang dengan Seňorita tersebut. Selain itu sejarah keluarga Yamaguchi (halaman 185-189) dan Keluarga Bratva (halaman 283-289)  juga di ungkapkan di sela-sela perjalanan Bujang.


Sadis!
Pembaca akan di kejutkan dengan beberapa potong cerita yang sadis, pembunuhan, kemarahan, penyiksaan, dan kematian. Pembunuhan berencana oleh seorang Sniper, Vasily Okhlopkov yang gagal membunuh Bujang menyebabkan Bujang naik darah. Yuki dan Kiko menjadi sasaran kemarahan Bujang lalu berlanjut pada tindakan balas dendam pada Vasily Okhlopkov.
Tindakan balas dendam Bujang melibatkan Yuki, Kiko, Salonga, Togar dan beberapa tukang pukul. Vasily di jatuhkan hidup-hidup dari ketinggian seribu meter lebih di gunung berbatu, dengan mata terbuka, tangan dan kaki tidak terikat. Penderitaan Vasily belum selesai ketika Togar menyemprotkan pencipta halusinasi, yang menimbulkan sebuah sensasi yang makin menyakitkan bagi Vasily. Sensasi apakah itu?
Pernikahan Sakura, anak Hiro Yamaguchi dari keluarga shadow economy Yamaguchi juga menjadi potongan cerita sadis. Yurii sang perakit bom meletakkan bom pada acara pernikahan Sakura, yang menyebabkan kematian. Kematian siapakah itu?


Ice Breaking
Selama membaca kita akan di kejutkan dengan latar suasana yang menegangkan dimana tokoh utama dan tokoh lainnya bisa saja seketika mati, mengingat kejamnya pertikaian antar keluarga shadow economy. Namun hal ini di legakan dengan beberapa kelakuan Yuki dan Kiko yang menyebalkan namun kocak. Misalnya,

“Apa yang kalian lakukan?” White berseru marah.
“Tidak ada. Kecuali Tuan Marinir kerepotan, kami baru membantu.” Kiko mengangkat bahu.
“Habisi musuh, Kiko!” White menunjuk ke depan.
“Hei, Tuan Marinir, kami tidak suka membawa senapan. Itu bukan gaya kami, lagi pula kami tidak cocok membawa senapan, kami terlalu cantik.” Kiko tertawa lebar, menggeleng.
“Aku sudah bilang, Bujang!” White terlihat kesal, “Jangan pernah ajak si kembar ini. Mereka hanya merepotkan saja.” (halaman 7)


Juga Salonga, guru tembak Bujang yang suka menggoda Bujang.

“Konsentrasi! Fokus!” Salonga mendengus, “Atau jangan-jangan kamu tidak bisa mengedipkan mata melihat gadis cantik itu, hah? Terpesona melihat mata birunya?”
Astaga. Aku punya tiga guru penting dalam hidup. Kopong, Guru Bushi, dan Salonga. Dua sudah meninggal, menyisakan Salonga. Dan dialah yang paling menyebalkan yang pernah kumiliki. Dulu tak kurang ribuan kali dia memakiku bodoh, sekarang? Bukannya mendukungku, memberi motivasi, dia justru mengeluarkan kalimat menyebalkan itu. (halaman 317-318)


Tokoh Lama Bertahan, Tokoh Baru Membantu
Jika kalian telah membaca novel PULANG, maka kalian akan menemui beberapa tokoh yang sama pada novel PERGI seperti :
1. Salonga, guru tembak Bujang yang setia menemani dan menasehati Bujang.
2. Yuki dan Kiko, si kembar cucu Guru Bushi (guru samurai Bujang) yang menyebalkan namun      kocak.
3. White, mantan marinir yang jago menembak. Membantu Bujang dalam beberapa misi penting.
4. Tuanku Imam, guru mengaji di sebuah sekolah agama yang menjadi saksi masa lalu Bapak Bujang
5. Togar, kepala tukang pukul yang mengatasi segala masalah di kelaurga Tong.
6. Parwez, tokoh yang tidak terlalu banyak bicara. Sekali bicara hanya melalui gadget itupun tentang perkembangan perusahaan keluarga Tong.
7. Edwin, pilot pesawat Bujang yang mengantarkan kemana pun Bujang pergi.

Tokoh baru hadir untuk membantu Bujang menyelesaikan pertikaian antar keluarga shadow economy dan melengkapi teka-teki masa lalu Bapak Bujang, tokoh tersebut ialah :
1. Lubai, kepala keluarga di Ibu Kota Provinsi yang membantu Bujang untuk menterjemahkan surat dari adik laki-lakinya untuk menyusun potongan teka-teki masa lalu Bapak Bujang.
2. Rambang, anak Lubai yang berjasa dalam melindungi Bujang.
3. Hiro-san, kepala keluarga Yamaguchi yang membantu Bujang menyelesaikan pertikaian antar keluarga shadow economy.
4. Kaeda, perwakilan dari keluarga Yamaguchi yang ikut membantu Bujang dalam membuat kesepakatan dengan Bratva.
5. Akashi, kepala tukang pukul keluarga Yamaguchi membantu Bujang dalam mengalahkan keluarga Lin dan Master Dragon.
6. Otets, kepala Bratva yang membantu Bujang menyelesaikan pertikaian antar keluarga shadow economy.
7. Maria, anak Otets yang bertarung dengan Bujang demi mendapatkan kesepakatan dengan Bratva
8. Sergei, Two Spies Bratva membantu Bujang dalam mengalahkan keluarga Lin dan Master Dragon.

Selain tokoh yang telah di sebutkan ada beberapa tokoh yang sengaja tidak disebutkan karena tidak mengikuti Bujang dalam setiap cerita, hanya ada pada 2 atau 3 bab cerita saja.


Datangnya tokoh tak terduga
Di tengah cerita hadir sosok Thomas yang hadir dari novel bang Tere Liye berjudul Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk sebagai pemanis cerita. Thomas hadir pada pernikahan Sakura anak dari Hiro Yamaguchi sebagai tamu. Bertemunya Bujang dan Thomas merupakan sebuah kejutan karena jika di lihat dari karakter tokohnya Bujang dan Thomas memiliki beberapa kesamaan seperti, cerdas, berani, sering berpindah tempat untuk mengatasi masalah, dan memiliki kemampuan manajemen waktu dengan baik.

Seseorang, laki-laki, mungkin empat-lima tahun usianya di bawahku, dengan tinggi hampir sama, ikut bicara. Wajahnya cemerlang, tatapanmatanya tajam
“Thomas.” Seseorang itu menjulurkan tangan, “Tapi keluarga dan teman-teman dekatku memanggilku Tommy.” (halaman 214)

Mereka terlibat dalam pemikiran letak bom yang di pasang Yurii sang perakit bom pada pernikahan Sakura. Dimanakah Yurii meletakkan bomnya?
Di akhir cerita muncul kembali tokoh Basyir dari novel sebelum Pergi, yaitu Pulang. Basyir yang sebelumnya telah menghianati Keluarga Tong kembali datang ketika Keluarga Tong di serang. Akankah Basyir berpihak pada Keluarga Tong atau membalas dendamnya pada Keluarga Tong?


Alur Cerita
Alur cerita dalam novel PERGI ialah alur campuran. Pada perjalanan Bujang untuk menegakkan kedamaian antar keluarga shadow economy muncul cerita masa lalu Bapak Bujang.

“Apakah Bapak pernah menikah sebelum dia pulang dan menikah dengan Mamak?”
Aku langsung ke inti pertanyaan-tidak ada gunanya basa-basi pengantar. Toh, inilah tujuanku datang ke perkampungan nelayan ini. (halaman 89)


Meskipun tidak berhubungan dengan perjalanan Bujang namun berhubungan dengan seseorang yang misterius yang Bujang temui saat berada di Meksiko.


“Apa arti ‘ Hermanito ‘ ? ” Kiko mendesak
Salonga justru menoleh, sekarang menatapku lamat-lamat.
Aku menatap Salonga. Kenapa dia jadi menatap demikian?
“Itu artinya ‘ my little brother ‘. Adik laki-lakiku. Dia memanggil Bujang demikian sebelum pergi, Adios Hermanito.” (halaman 44)


Alur terkesan lambat. Perjalanan untuk menjalin kerjasama antar keluarga shadow economy disajikan dalam 23 bab sedangkan proses dalam menyelesaikan pertikaian antar keluarga shadow economy di sajikan dalam 8 bab terakhir. Adanya potongan cerita masa lalu Bapak Bujang dan permasalahan yang menyerang keluarga Tong dan Yamaguchi. 
Lebih banyak strategi daripada aksi yang di ungkapkan dalam cerita, Bujang sebagai pemilik strategi   ikut turun tangan dalam menghadapi musuh sedangkan team nya merupakan eksekutor dari strategi yang telah di susun Bujang.


Bahasa
Bahasa khas Tere Liye masih terasa seperti kata tabiat (155), dan boleh jadi (90). Dengan bahasa yang sederhana namun indah Tere Liye mengemas Novel PERGI dengan bahasa Indonesia baku dan tidak baku. Selain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama ada kosakata tambahan dari 6 bahasa asing. Keenam bahasa itu ialah : Spanyol, Inggris, Arab yang sudah di bahasa Indonesia kan, Jepang, Filipina, dan Rusia.

Bahasa Spanyol di gunakan pada awal cerita ketika Bujang dan team nya berada di Meksiko. Sicario (6), encantatada de conocerte (11) , estas sorprendido (12), El Espiritu (15), La Llorona (16), muy bien (23), lo siento (26), cuicado (34), hermanito (44) dan lain sebagainya merupakan kosa kata bahasa Spanyol yang terdapat pada novel Pergi sebagian sudah ada terjemahannya dan sebagian yang lain belum ada. Lalu pada surat saudara laki-laki Bujang disisipi kosakata bahasa Spanyol juga, seperti Padre (177 ), Seňorita (177), No hay problema (178), Olé! (180), dan lain sebagainya. Ada juga yang selalu di ucapkan oleh team Bujang yakni Pronto yang artinya segera.


Kosakata bahasa Inggris hampir ada di setiap percakapan seperti gadget (7) , reward and punishment(58), timer (142), basecamp (155), By the way (168), draw (291) dan lain sebagainya


Bahasa Arab hadir pada saat percakapan antara Tuanku Imam dan Bujang, seperti Walaikumsalam (81) dan Ya Rabbi (90)


Bahasa Jepang muncul sebagai nama senjata Jepang, budaya, dan cara memanggil nama seseorang. Bahasa Jepang  muncul bersamaan dengan munculnya Yuki dan Kiko. Dimana ada Yuki dan Kiko disana ada kosakata bahasa Jepang seperti shuriken (5) dan kusarigama (5). Lalu memasuki pertengahan cerita, yakni saat pernikahan Sakura muncul kosakata bahasa Jepang lain yakni Haik (191), Bujang-san (194), Hiro-kun (194), Tatami (195), Washitu (195), Shoji (195), Otõsan (196), Banzai (199), Uchikake (203), Shizen Shiki’ (205), Torii (207), Harakiri (223), Senpai (224), Sensei (227), Okaa-san (230)


Bahasa Filiphina muncul saat percakapan antara Tuanku Imam dan Salonga, yakni Maraming Salamat Po (81), Diyos (87), Napakahusay (96), dan Paalam (97).


Bahasa Rusia hadir saat Vasily hendak melakukan penembakan pada Bujang dan ketika Bujang disambut oleh Otets.  Ты дурак, я все равно могу убить кого-то даже сотнями солдат (150) yang artinya Dasar bodoh, aku tetap bisa membunuh seseorang meski ratusan orang melindungninya, прощай друг (151) yang berarti selamat tinggal kawan, dan добро пожаловать, друг (290) yang artinya selamat datang kawan.


Lokasi
Latar tempat pada novel PERGI berpindah—pindah tempat. Dimulai dari Meksiko, Ibu Kota Provinsi, Jepang, Rusia, Hong Kong, dan terakhir Singapura. Mengendarai pesawat yang di pimpin oleh Pilot Edwin saat beralih dari negara satu menuju negara lain. Mengendarai mobil saat berada di dalam kota tersebut.


Tanpa disadari
Novel PERGI di kemas dengan bahasa Indonesia dan di tambah dengan kosakata bahasa asing seperti yang telah di sebutkan sebelumnya.
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing pada novel PERGI terdapat beberapa ketidakkonsistenan dalam menuliskan huruf miring seperti:
·         Sicario pada halaman 4 di tulis miring, namun pada halaman 6 kata sicario tidak di tulis dengan huruf miring.
·         Secret Service pada halaman 18, 19, 26, 27, 29, 30 merupakan kosakata bahasa asing, yakni bahasa Inggris namun tidak di tulis miring.
·         Hello Kitty pada halaman 3 di tulis miring, namun pada halaman 33, 69, 101 tidak di tulis miring.
·         Bazooka pada halaman 33, 342, 357,  tidak di tulis miring, namun pada halaman 298 di tulis miring.
·         Cuidado pada halaman 34 merupakan kosakata bahasa asing, yakni bahasa Spanyol namun tidak di tulis miring.
·         Presidential Suite pada halaman 139 merupakan kosakata bahasa asing, yakni bahasa Inggris namun tidak di tulis miring namun pada halaman 140, 148 Presidential Suite di tulis miring
·         Sniper pada halaman 136, 155 di tulis miring, namun pada halaman 144 dan 145 tidak di tulis miring.
·         Manifest pada halaman 145, 163 merupakan kosakata bahasa asing, yakni bahasa Inggris namun tidak di tulis miring. Apabila di cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata manifest tidak di temukan.
·         Boomerang pada halaman 151 merupakan kosakata bahasa asing, yakni bahasa Inggris namun tidak di tulis miring.
·         San , pada Hiro-san di halaman 194 baris ke 17 tidak di tulis miring, sedangkan pada halaman 194 baris ke 27 dan 29 di tulis miring.
·         San, pada Hiro-san di halaman 196, 224, 373 juga tidak di tulis miring.
·         Banzai pada halaman 199  merupakan kosakata bahasa asing, yakni bahasa Jepang namun tidak di tulis miring.
·         Shuriken pada halaman 208, 359, 426 tidak di tulis miring, namun pada halaman 5, 367 di tulis miring.
·         Front pada halaman 367, 421, 430 merupakan kosakata bahasa asing, yakni bahasa Inggris namun tidak di tulis miring.
·         Check pada halaman 430 di tulis miring namun pada halaman 431 tidak di tulis miring.
·         Drone pada halaman 432 baris ke 24 dan 26 di tulis miring namun pada halaman 432 baris ke 25 tidak di tulis miring.

Selain ketidakkonsistenan dalam penulisan huruf miring terdapat beberapa kata yang typo atau salah ketik, seperti:
1. Pada halaman 130, “mobl” yang seharusnya “mobil”.
2. Pada halaman 149 disebutkan “Itu berarti sebelum pukul 19.00, pembunuh Kim harus sudah mati” mungkin yang dimaksud oleh pengarang ialah pembunuh Rambang, karena yang terbunuh adalah Rambang. Sedangkan Kim adalah Ibu dari Rambang.
3. Pada halaman 151, “banteng” yang seharusnya “benteng”.
4. Pada halaman 210, “asaki” yang seharusnya “Akashi”.


Namun terlepas dari ketidakkonsistenan dan typo atau salah ketik novel PERGI telah menghadirkan 6 kosakata bahasa tambahan untuk menambah wawasan kita mengenai bahasa asing. Pembaca juga bisa mengetahui budaya negara asing dalam pernikahan di Jepang dan menjamu tamu di Rusia.


Kemanakah Bujang akan PERGI? Akankah Bujang berjalan mengikuti jalan yang sama atau malah berjalan ke arah “lain”?


Akhir kata, ijinkanlah penulis mengutip kata-kata dari Tuanku Imam pada halaman  86


Sejatinya, ke mana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa ‘kendaraannya’? Dan kemana tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup itu? Itulah persimpangan hidupmu sekarang, Bujang. Menemukan jawaban tersebut. ‘Kamu akan pergi ke mana?’ Nak.







Tambahan :
Agar dapat memahami lebih jelas tentang shadow economy dan kisah Bujang sebelum menjadi 'Tauke Besar' hendaknya membaca novel Tere Liye sebelumnya, PULANG yang dapat di beli secara offline di toko buku terdekat atau online di bukurepublika.id    :) 

                                     


Senin, 04 Juni 2018

Sering Terlambat? 9 Kegiatan Ini Mungkin Bisa Menyadarkanmu.


Sumber gambar : google, icon-icons.com

Sebuah pembicaraan di salah satu media sosial....
Ani                      : Ayo ketemu!
Tono                    : Yuk!
Reno                    : Cus
Yuni                     : Aku ngikut aja,
Ani                       : kapan nih?
Reno                    : besok gimana?
Tono                    : Ayo aja
Yuni                     : Setuju
Ani                       : Yaudah besok ya, jam 10 pagi di tempat biasa
Tono, Reno, Yuni : oke.

Keesokan harinya....
Ani berangkat pukul 09.30 karena jarak antara tempatnya bekerja dan tempat yang hendak ia datangi dengan teman-temannya cukup jauh.
Pukul 09.54 Ani telah tiba di tempat yang di sepakati, Ani memeriksa gawainya. Tidak ada pesan dari grup percakapannya.
Ani                       : kalian dimana?
Tidak ada jawaban dari teman-temannya, selang 10 menit kemudian muncullah Tono.
Tono                     : aku masih di rumah nih, bentar lagi otw
Ani hanya membaca tanpa membalas pesan dari Tono, 20 menit kemudian Yuni membalas pesannya
Yuni                     : otw
Lagi, lagi Ani hanya membaca tanpa membalas pesan dari Yuni. Ani tahu, butuh sekitar 20 menit bagi Yuni untuk menuju tempat yang hendak mereka datangi, belum terhitung macet dan kendala di jalan.
Hingga pukul 11, mereka tak kunjung tiba. Perasaan hati Ani tidak karuan, karena teman-temannya tidak tepat waktu. Dengan waktu 1 jam ia bisa menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu atau melakukan kegiatan lain yang bermanfaat. Waktunya terbuang sia-sia untuk menunggu orang terlambat. Untung teman.

Pernah merasakan hal yang di rasakan Ani? Atau pernahkan kalian bertindak seperti Tono dan Yuni?
Terkadang kita masih belum bisa menghargai waktu. Meski sudah ada pepatah “waktu tidak bisa di ulang kembali” namun kita masih sering mengabaikannya. Pernahkah kalian menghitung berapa waktu yang terbuang hanya untuk bermain dengan gawai (ponsel pintar) ? Saya juga merasakan betapa banyak waktu yang terbuang demi melihat kabar di sosial media yang kita miliki, hingga kita lupa dengan apa yang harusnya kita lakukan (pengalaman pribadi) hehe. Berikut ini adalah kegiatan yang bisa menyadarkan kalian tentang menghargai waktu, simak yaaa!

Naik Kereta, Pesawat
Saat hendak berpergian jauh sering kita menggunakan jasa transportasi ini. Bayangkan jika kalian masih memelihara kebiasaan tidak menghargai waktu. Pasti kalian akan kehilangan kesempatan untuk berpergian ke tempat yang kalian tuju, juga kehilangan uang pastinya.

Ibadah
Untuk masyarakat yang memiliki agama pasti ada jadwal untuk melakukan ibadah, khususnya agama islam. Meski hukumannya tidak langsung di rasakan ketika meninggalkannya namun kita bisa kehilangan kesempatan untuk melaksanakannya.

Melamar Kerja
Beberapa perusahaan mungkin ada yang menerapkan sistem tepat waktu. Jika kalian sudah menyebarkan surat lamaran dan di panggil di perusahaan itu, kemudian datang terlambat. Mungkin kalian sudah di coret dari daftar calon karyawan disana.

Macet
Bagi kalian yang tinggal di Kota Metropolitan pasti sudah paham dengan jam-jam macet jalan, namun bagi kalian yang belum pernah mengetahui jam macet di jalan atau belum merasakan macet di Kota Metropolitan sebaiknya bersyukur. Karena di Kota Metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, mungkin sekarang Malang mulai menjadi Kota Metropolitan karena sudah macet dimana-mana kalian harus menghargai waktu banget karena terlambat 5 menit saja, kalian bisa terjebak macet karena ada jam dimana orang-orang berangkat di jam yang sama. Apalagi sekarang banyak yang menggunakan angkutan pribadi daripada umum sehingga jalanan semakin penuh. Tak heran terkadang orang pekerja berangkat setelah shubuh agar terhindar dari macet dan amukan si Bos. Bahkan orang pekerja yang pulangnya jam 4-5an sampai rumah bisa setelah magrib atau isya sangking macetnya, aduh.

Janjian Dengan Dosen
Ini adalah pengalaman teman saya. Saat itu ia sudah janjian dengan dosennya untuk konsultasi (hmm mahasiswa tua) pukul 9.00 , lalu ia datang pukul 09.15 kemudian menemui dosennya. Karena terlambat dosennya menolak untuk konsultasi, dan meminta ia menunggu hingga pukul 12.00 selesai beliau mengajar. Akhirnya dia menunggu. Kesempatan yang bisa di gunakan menjadi terhambat karena keterlambatannya.

Memesan Tempat
Ketika kita memesan tempat sering kali ada batas waktu keterlambatan, apabila kita datang melebihi waktu yang di tentukan otomatis tempat tersebut akan di berikan kepada orang lain. Terlebih tempat ini tempat yang di kunjungi banyak orang.

Melihat Sunrise atau Sunset
Bagi yang suka main ke alam, khususnya gunung dan pantai. Sering kali kita mengejar waktu demi mendapatkan pemandangan sunrise atau sunset. Jika kita datang terlambat boleh jadi kita hanya dapat melihat terik matahari atau gelapnya malam. Sayangkan?

COD (Cash On Delivery)
Bagi yang suka belanja online atau yang punya bisnis online pasti mengenal istilah COD. Yakni kita bertemu dengan penjual atau pembeli kemudian bertransaksi. Terkadang ada penjual yang memberikan batas waktu pengambilan barang, jika kita terlambat penjual akan pergi meninggalkan kita dan akan menemui kita di waktu lain.

Diskonan
Terkadang diskon di batasi oleh waktu misal di sebuah kafe membuka diskon dari jam sekian hingga sekian. Jika kita datang terlambat maka kita akan kehilangan kesempatan untuk bisa menikmati potongan harga.

Itu tadi sembilan kegiatan yang mungkin bisa menyadarkan kalian untuk datang tepat waktu. Sering kali di sebuah acara menuliskan waktu satu jam sebelum acara dimulai, hal ini mensiasati kebiasaan orang-orang yang suka datang terlambat. Coba renungkan kalau kalian menunggu lama, hal apa yang bisa kalian lakukan dengan waktu itu? Yang bisanya suka berangkat melebihi dari waktu yang di tentukan coba berangkat 5 menit lebih awal, yang suka bilang otw tapi nyatanya malah otw mandi coba hubungi temen kalian agar tahu kalau kamu akan datang terlambat.  Menurut penulis kunci dari kesuksesan adalah disiplin waktu, jadiiii mari perlahan kita ubah perilaku kita menjadi lebih menghargai waktu. Jangan sampai kehilangan kesempatan berharga karena terlambat J